Kepolisian Haiti: Regu Tembak Asal AS dan Kolombia yang Bunuh Presiden
By Nad
nusakini.com - Internasional - Kepolisian Haiti menuduh regu tembak yang berisikan 28 anggota dari Amerika Serikat dan Kolombia adalah pelaku pembunuhan Presiden Jovenel Moise. Mereka menambahkan bahwa delapan orang masih dalam pencarian.
Satu hari setelah Moise dibunuh dan istrinya, Martine, dilukai oleh kelompok bersenjata di rumah mereka di Port-au-Prince, negara termiskin di benua Amerika ini tidak memiliki presiden atau parlemen, bahkan dua orang secara bersamaan mengaku sebagai perdana menteri.
Polisi memamerkan beberapa tersangka di hadapan media pada hari Kamis (8/7), bersama dengan paspor-paspor Kolombia dan senjata yang berhasil mereka sita. Kepala polisi nasional Haiti, Leon Charles, bersumpah untuk menangkap delapan orang yang masih dalam pelarian.
Dalam konferensi pers di Port-au-Prince, Charles menjelaskan bahwa pelaku penembakan dan pembunuhan presiden berjumlah 28 orang, dimana 26 di antaranya adalah warga Kolombia. Ia juga menyatakan 15 warga Kolombia dan 2 warga Amerika telah ditahan. Tiga warga Kolombia tewas tertembak dalam pertempuran dengan polisi, dan delapan lainnya berhasil kabur.
Sebelumnya, polisi mengatakan empat orang tewas terbunuh, namun Charles tidak menjelaskan kenapa perkataannya berbeda dengan sebelumnya.
Menteri pertahanan Kolombia, Diego Molano menyatakan paling tidak enam orang dari regu tembak tersebut adalah mantan tentara Kolombia. Ia sudah memerintahkan militer dan polisi Kolombia untuk membantu penyelidikan.
Ratusan warga berkumpul di depan kantor polisi di Port-au-Prince, di mana para tersangka ditahan. Mereka meneriakkan "bakar mereka" dan membakar sebuah kendaraan yang mereka anggap milik salah satu pelaku.
Kepala polisi Charles menggambarkan para pembunuh ini sebagai tentara bayaran dan menyatakan pasukan keamanan melawan mereka dalam aksi baku tembak yang terjadi hingga hampir tengah malam.
Salah satu pria yang ditangkap adalah orang Haiti-Amerika dengan memegang status warga negara Amerika Serikat bernama James Solages. Departemen dalam negeri Amerika Serikat tidak bisa mengkonfirmasi apabila satu warga AS merupakan salah satu dari mereka yang ditahan akibat pembunuhan ini.